Pengertian dan Penyebab Bounce Rate

Pengertian dan Penyebab Bounce Rate
Pengertian dan Penyebab Bounce Rate
Kita pasti sering mendengar istilah "bounce rate" dari para blogger maupun webmaster. Kata bounce rate terkesan negatif dan merekapun berusaha sekuat mungkin untuk menurunkannya persentase tingkat bounce rate serendah mungkin. Dari perkataan tadi, dapat dipahami bahwa semakin tinggi persentase bounce rate maka semakin buruklah kualitas sebuah blog/web. Sedangkan jika persentasenya rendah, maka semakin baiklah kualitasnya. Tapi, Apa Sebenarnya Bounce Rate Itu ?

Dalam kaidah website arti bounce rate ialah persentase kunjungan satu halaman dimana pengunjung masuk (landing page) dan kemudian pergi dari halaman tersebut (maksudnya ialah pengunjung masuk ke sebuah halaman blog/web dan kemudian  langsung pergi tanpa membuka suatu halaman pada blog/web yang sama). Bounce Rate merupakan metrics atau alat ukur untuk mengetahui sebuah kualitas kunjungan sebuah blog/web. Metrics bounce rate ini sering kita jumpai di pada alat maupun tool penilai traffic website seperti Google Analytics, Alexa Traffic Rank dan yang lainnya. 

Bagaimana Cara Kita Menghitung Bounce Rate ?
Alat atau Tool untuk melacak kualitas traffic seperti Alexa dan yang lain tentu memiliki  parameter yang lebih detil dan akurat sehingga dapat menghitung persentase dengan akurat. Tapi anda pun juga bisa memperkirakan persentase bounce rate dengan rumus ini :

Bounce Rate = Jumlah kunjungan pada suatu halaman dibagi jumlah pengunjung

Sebagai contoh, jika dalam sebulan blog/web anda medapatkan 10.00 kunjungan, dimana diantaranya ada 8.000 yang hanya membuka satu halaman saja. Maka tingkat persentase bounce ratenya ialah 8.000 dibagi 10.000 = 0.8 atau 80%.
Anda bisa melakukan perhitungan ini pada satu website atau satu halaman saja.

Faktor Penyebab Bounce Rate
Tinggi rendahnya sebuah bounce rate dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Kecepatan loading blog/web.
Blog/web dengan kecepatan loading yang cepat dapat mencegah pembaca untuk membatalkan kunjungannya ke blog/web tersebut. Karena itu, semakin cepat loading sebuah blog/web maka bounce rate yang dimilikinya pun akan semakin kecil.

2. Tata letak desain.
Untuk mendapatkan persentase bounce rate yang baik maka sebuah blog/web juga perlu memiliki tata letak desain yang baik pula. Blog/web yang memiliki tata letak rumit dan sulit untuk ditelusuri akan membuat para pembacanya malas menjelajah isi blog/web dan nantinya akan memilih untuk segera meninggalkannya.

3. Kualitas konten.
Konten blog/web yang kurang menarik juga akan membuat pembaca tidak betah berlama-lama untuk mengunjunginya. Para pembaca tentu juga tidak ingin membuang waktunya dengan percuma karena tidak menemukan sebuah informasi yang menarik dan bermanfaat bagi dirinya. Oleh karena itu, rajin-rajinlah menerbitkan konten pada blog/web secara teratur dengan tetap menjaga kualitas konten agar selalu baik dan bermanfaat.

4. Internal link.
Semakin banyak internal link pada blog/web maka bisa dipastikan persentase bounce rate pada blog/web tersebut akan semakin kecil. Hal ini disebabkan karena pembaca diberikan kemudahan untuk mengunjungi halaman lain yang berada di dalam blog/web yang sama sehingga setiap halaman dalam sebuah blog/web dapat terhubung dengan baik. Misalnya para pembaca sedang membaca konten blog/web Anda yang berjudul cara merawat anjing. Nah, pada halaman tersebut Anda sisipkan sebuah link yang mengarah pada halaman ciri anjing yang sehat. Jika para pembaca tertarik dengan topik pada halaman ciri anjing yang sehat dan kemudian mengunjunginya maka persentase bounce rate dari blog/web Anda akan semakin kecil. Anda dapat menggunakan link pada postingan, related post, recent post, dan popular post untuk membangun internal link.

5. Eksternal link.
Semakin banyak eksternal link atau link keluar yang mengarah pada blog/web lain terpasang di halaman blog/web Anda maka kemungkinan jumlah pembaca yang meninggalkan blog/web untuk pergi ke halaman blog/web lain menurut link yang terpasang tersebut akan semakin besar, sehingga bounce ratenya menjadi tinggi. Eksternal link banyak ditemukan pada blogroll, gambar, dan iklan yang tampil pada halaman blog/web.

Demikian yang dapat saya sampaikan, mohon maaf apabila ada kesalahan
Sampai Jumpa dan Salam SUKSES